Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah
peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat
pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya
digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs
purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah
candi.
Candi merupakan bangunan replika tempat
tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Karena itu, seni
arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias
yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang
disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur
spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya.
Beberapa candi seperti Candi Borobudur dan Prambanan dibangun amat megah, detil, kaya akan hiasan
yang mewah, bercitarasa estetika yang luhur, dengan menggunakan teknologi
arsitektur yang maju pada zamannya. Bangunan-bangunan ini hingga kini menjadi
bukti betapa tingginya kebudayaan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.
Di Indonesia, candi dapat ditemukan di pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan, akan tetapi candi paling banyak ditemukan
di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebanyakan orang Indonesia mengetahui
adanya candi-candi di Indonesia yang termasyhur seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut.
Pada suatu era dalam sejarah Indonesia, yaitu
dalam kurun abad ke-8 hingga ke-10 tercatat sebagai masa paling produktif dalam
pembangunan candi. Pada kurun kerajaan Medang Mataram ini
candi-candi besar dan kecil memenuhi dataran Kedu dan dataran Kewu di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hanya
peradaban yang cukup makmur dan terpenuhi kebutuhan sandang dan pangannya
sajalah yang mampu menciptakan karya cipta arsitektur bernilai seni tinggi
seperti ini. Beberapa candi yang bercorak Hindu di Indonesia adalah Candi
Prambanan, Candi Jajaghu (Candi Jago), Candi Gedongsongo, Candi
Dieng, Candi Panataran, Candi
Selogrio, Candi Pringapus, Candi Singhasari, dan Candi Kidal. Candi yang bercorak Buddha antara lain
Candi Borobudur dan Candi Sewu. Candi
Prambanan di Jawa Tengah adalah salah satu candi Hindu-Siwa yang paling
indah. Candi itu didirikan pada abad
ke-9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Bagian dari Candi
|
Candi Buddha
|
Candi Hindhu
|
Bentuk bangunan
|
Cenderung tambun
|
Cenderung tinggi dan ramping
|
Atap
|
Jelas menunjukkan undakan, umumnya terdiri atas 3 tingkatan
|
Atapnya merupakan kesatuan tingkatan. Undakan-undakan kecil yang sangat
banyak membentuk kesatuan atap yang melengkung halus.
|
Kemuncak
|
Stupa (candi Buddha), Ratna atau Vajra (candi Hindu)
|
Kubus (kebanyakan candi Hindu), terkadang Dagoba yang berbentuk tabung
(candi Buddha)
|
Gawang pintu dan hiasan relung
|
Gaya Kala-Makara; kepala Kala dengan mulut menganga tanpa rahang bawah
terletak di atas pintu, terhubung dengan Makara ganda di masing-masing sisi
pintu
|
Hanya kepala Kala tengah menyeringai lengkap dengan rahang bawah terletak
di atas pintu, Makara tidak ada
|
Relief
|
Ukiran lebih tinggi dan menonjol dengan gambar bergaya naturalis
|
Ukiran lebih rendah (tipis) dan kurang menonjol, gambar bergaya seperti
wayang bali
|
Tata letak dan lokasi candi utama
|
Mandala konsentris, simetris, formal; dengan candi utama terletak tepat
di tengah halaman kompleks candi, dikelilingi jajaran candi-candi perwara
yang lebih kecil dalam barisan yang rapi
|
Linear, asimetris, mengikuti topografi (penampang ketinggian) lokasi;
dengan candi utama terletak di belakang, paling jauh dari pintu masuk, dan
seringkali terletak di tanah yang paling tinggi dalam kompleks candi, candi perwara
terletak di depan candi utama
|
Arah hadap bangunan
|
Kebanyakan menghadap ke timur
|
Kebanyakan menghadap ke barat
|
Bahan bangunan
|
Kebanyakan batu andesit
|
Kebanyakan bata merah
|
Bahan candi
umumnya terbuat dari sejarah dan geografi di Indonesia. Para penyerang,
penjajah, dan pedagang membawa perubahan kebudayaan yang sangat memperuhi gaya
dan teknik konstruksi bangunan. Pengaruh asing yang paling kental pada zaman
arsitektur klasik adalah India, meskipun pengaruh Cina dan Arab juga termasuk
penting. Kemudian pengaruh Eropa pada seni arsitektur mulai masuk sejak abad
ke-18 dan ke-19.
Jenis berdasarkan agama
Candi Jawi yang bersifat paduan
Siwa-Buddha tempat pedharmaan raja Kertanegara.
Berdasarkan latar belakang keagamaannya, candi dapat
dibedakan menjadi candi Hindu, candi Buddha, paduan sinkretis Siwa-Buddha, atau
bangunan yang tidak jelas sifat keagamaanya dan mungkin bukan bangunan
keagamaan.
- Candi Hindu, yaitu candi untuk memuliakan dewa-dewa Hindu seperti Siwa atau
Wisnu, contoh: candi Prambanan, candi Gebang, kelompok candi Dieng, candi Gedong Songo, candi Panataran, dan candi Cangkuang.
- Candi Buddha, candi yang berfungsi untuk pemuliaan Buddha atau keperluan bhiksu
sanggha, contoh candi Borobudur, candi Sewu, candi Kalasan, candi Sari, candi Plaosan, candi Banyunibo, candi Sumberawan, candi Jabung, kelompok
candi Muara Jambi, candi Muara Takus, dan candi Biaro Bahal.
- Candi Siwa-Buddha, candi sinkretis perpaduan Siwa dan Buddha, contoh: candi Jawi.
- Candi non-religius, candi sekuler atau tidak jelas sifat atau tujuan keagamaan-nya,
contoh: candi Ratu Boko, gapura Bajang Ratu, candi Tikus, candi Wringin Lawang.
Jenis berdasarkan hirarki
dan ukuran
Dari ukuran, kerumitan, dan kemegahannya candi terbagi
atas beberapa hirarki, dari candi terpenting yang biasanya sangat megah, hingga
candi sederhana. Dari tingkat skala kepentingannya atau peruntukannya, candi
terbagi menjadi:
- Candi Kerajaan, yaitu candi yang digunakan oleh seluruh warga kerajaan, tempat
digelarnya upacara-upacara keagamaan penting kerajaan. Candi kerajaan
biasanya dibangun mewah, besar, dan luas. Contoh: Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Panataran.
- Candi Wanua atau Watak, yaitu candi yang digunakan oleh masyarakat pada daerah atau desa
tertentu pada suatu kerajaan. Candi ini biasanya kecil dan hanya bangunan
tunggal yang tidak berkelompok. Contoh: candi yang berasal dari masa Majapahit, Candi Sanggrahan di Tulung Agung, Candi Gebang di
Yogyakarta, dan Candi Pringapus.
- Candi Pribadi, yaitu candi yang digunakan untuk mendharmakan seorang tokoh, dapat
dikatakan memiliki fungsi mirip makam. Contoh: Candi Kidal (pendharmaan Anusapati, raja Singhasari), candi Jajaghu (Pendharmaan Wisnuwardhana, raja Singhasari), Candi Rimbi (pendharmaan Tribhuwana
Wijayatunggadewi, ibu Hayam Wuruk), Candi Tegowangi (pendharmaan Bhre Matahun), dan Candi Surawana (pendharmaan Bhre Wengker).