Surat
An Nashr Tanda Semakin Dekat Wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ada sebuah
riwayat dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
“Umar Pernah
mengajakku dalam sebuah majlis orang dewasa, sehingga sebagian sahabat bertanya
"Mengapa si anak kecil ini kau ikut sertakan, kami juga punya anak-anak
kecil seperti dia?" Umar menjawab, "Seperti itulah yang kalian
tahu."
Suatu hari
Umar mengundang mereka dan mengajakku bersama mereka. Seingatku, Umar tidak
mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan kepada mereka kualitas
keilmuanku. Lantas Umar bertanya, "Bagaimana komentar kalian tentang ayat
(yang artinya), "Seandainya pertolongan Allah dan kemenangan datang (1)
dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2) -hingga
ahkir surat. (QS. An Nashr: 1-3). Sebagian sahabat berkomentar
(menafsirkan ayat tersebut), "Tentang ayat ini, setahu kami, kita
diperintahkan agar memuji Allah dan meminta ampunan kepada-Nya, ketika kita
diberi pertolongan dan diberi kemenangan." Sebagian lagi berkomentar,
"Kalau kami tidak tahu." Atau bahkan tidak ada yang berkomentar sama
sekali. Lantas Umar bertanya kepadaku, "Wahai Ibnu Abbas, beginikah kamu
menafsirkan ayat tadi? "Tidak", jawabku. "Lalu bagaimana tafsiranmu?”,
tanya Umar. Ibnu Abbas menjawab, "Surat tersebut adalah pertanda wafatnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah dekat. Allah
memberitahunya dengan ayatnya: "Jika telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan', itu berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad),
karenanya "Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampunan,
sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat.” Kata Umar, "Aku tidak tahu
penafsiran ayat tersebut selain seperti yang kamu (Ibnu Abbas) ketahui."”
(HR. Bukhari no. 4294)
Takwil
Ayat Ini
Takwil dari
ayat ini, dianjurkannya bacaan ruku’ dan sujud yang berisi tahmid dan tasbih: “Subhanakallahumma
robbana wa bi hamdika, Allahummagh firlii.”
‘Aisyah radhiyallahu
‘anha mengatakan,
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي
رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ
“Saat
rukuk dan sujud Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memperbanyak membaca do'a: '
Subhanakallahumma robbana wa bi hamdika, Allahummagh firlii (Maha suci Engkau
wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Ya Allah ampunilah aku) ', sebagai
pengamalan perintah Al Qur'an.” (HR. Bukhari no. 4968 dan Muslim no. 484.
An Nawawi rahimahullah membawakan hadits ini dalam Bab “Bacaan ketika ruku’ dan
sujud”)
Juga dari
ayat ini dianjurkan dzikir “Subhanallah wa bi hamdihi astaghfirullah wa
atuubu ilaih”. Dzikir ini sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sebelum beliau meninggal dunia. Terdapat riwayat,
عَنْ
مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يُكْثِرُ مِنْ قَوْلِ « سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ». قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَاكَ تُكْثِرُ
مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ. فَقَالَ « خَبَّرَنِى رَبِّى أَنِّى سَأَرَى عَلاَمَةً فِى أُمَّتِى
فَإِذَا رَأَيْتُهَا أَكْثَرْتُ مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ. فَقَدْ رَأَيْتُهَا (إِذَا جَاءَ نَصْرُ
اللَّهِ وَالْفَتْحُ) فَتْحُ مَكَّةَ ( وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ
اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ
تَوَّابًا) ».
“Dari Masruq
dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, "Dahulu Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam memperbanyak perkataan, ' Subhanallah wa bi hamdihi
astaghfirullah wa atuubu ilaih (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, saya
memohon ampunan kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya)'." Aisyah
berkata, "Lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah, saya melihatmu memperbanyak
perkataan, Subhanallah wa bi hamdihi astaghfirullah wa atuubu ilaih
(Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku memohon ampunan kepada Allah dan
bertaubat kepadaNya). Maka beliau menjawab, 'Rabbku telah mengabarkan kepadaku
bahwa aku akan melihat suatu tanda pada umatku, ketika aku melihatnya maka aku
memperbanyak membaca, Subhanallah wa bi hamdihi astaghfirullah wa atuubu
ilaih (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku memohon ampun kepada Allah
dan bertaubat kepadaNya)'. Maka sungguh aku telah melihatnya, yaitu (ketika
pertolongan Allah datang dan pembukaanNya) yaitu penaklukan kota Makkah, dan
dan kamu telah melihat manusia masuk ke dalam agama Allah secara
berbondong-bondong, lalu bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan memohon
ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Pemberi taubat'."” (HR. Muslim no. 484)
Banyak
Yang Masuk Islam Setelah Fathul Makkah
Yang
dimaksud dengan Fath dalam ayat ini adalah Fathul Makkah (penaklukan kota
Makkah, tahun 8 H), menurut satu pendapat. Pembesar Arab mereka begitu bangga
dengan keislaman mereka ketika Fathul Makkah. Mereka mengatakan, “Jika
seseorang meraih kemenangan ketika Fathul Makkah, maka berarti ia adalah
seorang Nabi.” Lantas ketika itu pun banyak yang masuk Islam. Selama dua tahun,
hampir seluruh jazirah Arab beriman. Tidak tersisa di beberapa kabilah Arab
kecuali mereka pun masuk Islam. Alhamdulillah atas anugerah yang besar ini.
Dari ‘Amr
bin Salamah, ia mengatakan,
وَكَانَتْ
الْعَرَبُ تَلَوَّمُ بِإِسْلَامِهِمْ الْفَتْحَ فَيَقُولُونَ اتْرُكُوهُ
وَقَوْمَهُ فَإِنَّهُ إِنْ ظَهَرَ عَلَيْهِمْ فَهُوَ نَبِيٌّ صَادِقٌ فَلَمَّا
كَانَتْ وَقْعَةُ أَهْلِ الْفَتْحِ بَادَرَ كُلُّ قَوْمٍ بِإِسْلَامِهِمْ وَبَدَرَ
أَبِي قَوْمِي بِإِسْلَامِهِمْ
“Orang arab
mencela habis-habisan kemenangan karena keIslaman mereka. Lantas mereka
katakan; "Biarkan saja dia (Muhammad) dan kaumnya, kalaulah dia menang
terhadap kaumnya, berarti ia betul-betul Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
jujur, ketika pelaku-pelaku kemenangan (kaum muslimin) singgah sebentar lantas
berangkat, setiap kaum bergegas berangkat dengan keIslaman mereka, dan ayahku
bergegas menemui kaumku dengan keIslaman mereka, .... (HR. Bukhari no. 4302)
Faedah dari
ayat di atas:
- Wajibnya bersyukur ketika
mendapatkan nikmat. Oleh karena itu, disyariatkannya sujud syukur ketika
mendapatkan nikmat (luar biasa).
- Keistimewaannya tafsir Ibnu
‘Abbas daripada tafsir sahabat lainnya.
- Surat ini sebagai tanda semakin
dekat wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Disyari’atkannya memberitahukan
kematian seseorang kepada keluarganya namun tidak melalui pengumuman
dengan suara yang keras. (Aysarut Tafaasir, 1501)
- Disunnahkan membaca dzikir “Subhanakallahumma
robbana wa bi hamdika, Allahummagh firlii” ketika ruku’ dan sujud.
- Dianjurkan membaca dzikir “Subhanallah
wa bi hamdihi astaghfirullah wa atuubu ilaih”.
Wa lillahil
hamdu wal minnah. Segala pujian dan anugerah hanya milik Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar