Visi dan Misi Dakwah Rasullullah
Ajakan yang mengarah kepada yang negatif sudah pasti subyeknya adalah syaitan dan orang-orang yang mengikuti sepak terjangnya.
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu) karena sesungguhnya syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS. faathir (35) : 6)
“Yusuf berkata : Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”. (QS. Yusuf (12) : 33)
Adapun panggilan yang bersifat positif, subyeknya adalah Allah swt., para Nabi dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.
“… sedang Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan seizin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran” (QS. al-Baqarah (2): 221)
“Dan Allah menyeru (manusia) ke darus salam (surga) . . .” (QS. Yunus (10): 25)
Dakwah menurut pengertian terminologi dikemukakan oleh para ahli antara mengatakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan petunjuk, menyeru mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah mereka terhadap perbuatan munkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Sebahagian mengatakan bahwa Dakwah Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Selanjutnya ada juga membagi pengertian dakwah dari dua sudut tinjauan. Pertama Pengertian Dakwah secara umum, yakni suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat, pekerjaan yang tertentu. Kedua pengertian Dakwah menurut Islam, ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jadi makna dakwah secara kebahasaan adalah selain ajakan kepada sesuatu yang baik juga berarti ajakan kepada sesuatu yang buruk. Apabila ditinjau dari segi terminologi maka dakwah mengandung arti seluruh aktivitas manusia yang dilaksanakan secara sadar dan terencana yang bertujuan merubah pola pikir dan tingkah laku manusia secara dinamis ke arah yang lebih baik, sehingga terwujud kebahagiaan dan kedamaian manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Visi
Menjadi wadah penggerak dan pemersatu Alawiyin di Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas, lahir dan bathin, sesuai ajaran Islam berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul SAW. Yang berasaskan Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah beraqidahkan Asy-‘ariyyah.
Misi
Menegakkan, melanjutkan dan menyebarkan risalah Rasulullah SAW, membina Ukhuwah Islamiyah, meningkatkan kesadaran dan peran serta Alawiyin dalam kehidupan bermasyarakat, menciptakan kader – kader dan pemimpin teladan yang berakhlaqul karimah, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
A. Misi Nabi Muhammad
saw untuk Membangun Manusia Mulia
Pada tanggal
17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang
sedang berkhalwat di gua Hira. Malaikat Jibril membawa wahyu Allah swt yang
pertama yaitu Q.S. Al Alaq ayat 1-5
Artinya; “
(1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2). Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.(3). Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,(4). Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5). Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Q.S.: (Al Alaq [96]: 1-5)
Ayat ini
menandai pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah. Setelah menerima
risalah kenabian, Nabi Muhammad mulai mengajarkan ajaran Islam di tengah-tengah
kesesatan masyarakat Arab jahiliyah.
Nabi
berdakwah dalam masyarakat yang tidak beradab diliputi kebodohan (jahiliyah)
sebab dalam masyarakat itu tidak mengenal aturan yang mencerminkan keluhuran
budi pekerti atau ajaran yang merfleksikan perlindungan terhadap kemanusiaan.
Sebaliknya, yang berlaku adalah hukum dan budaya layaknya orang primitif.
Masyarakat jahiliah pada masa itu mengukur kemuliaan manusia dengan melihat
sejauhmana kekuatan dan kekayaan meskipun keduanya didapat dengan cara yang
dhalim dan tidak manusiawi tetapi kemudian Islam datang dan Nabi Muhammad
secara perlahan memberi pengertian dan memperbaiki akhlaq mereka sebagaimana
sabda beliau:
اِنِّمَا بُعِثْتُ لاُتمِّمَ مَكاَرِمَ الاخْلاق
Artinya: “Sesungguhnya
aku diutus hanya untuk memperbaiki akhlak manusia”.
Nabi memberi
contoh bagaimana cara berbicara, bertindak dan berfikir. Nabi juga memberi
contoh bagaimana cara bergaul yang baik, bagaimana cara berdagang yang benar
dan bagaimana seharusnya bermasyarakat.
Nabi
Muhammad sebagai pembawa risalah ajaran Islam telah merubah visi dan adat
orang Arab menuju ketauhidan, kemanusiaan dan keluhuran akhlak mulia. Di antara
keberhasilan Nabi adalah merubah perilaku orang jahiliyah menjadi orang
beradab, diantaranya ialah budaya menyudutkan wanita. Kemudian Nabi mengangkat
derajat wanita dengan mengatakan bahwa laki-laki mempunyai kewajiban untuk
melindungi. Begitu juga Islam telah menghilangkan kebiasaan membunuh anak
perempuan karena dianggap tidak mempunyai masa depan.
Lambat laun
keadaan masyarakat Arab berubah total menjadi masyarakat yang memiliki
ketinggian akhlak, maka bangsa Arab yang semula terbelakang menjadi sebuah
kekuatan baru sehingga dapat mengalahkan kekuatan Romawi dan Persi.
B
B. Misi
Nabi Muhammad sebagai pembawa Kedamaian
Islam adalah
agama yang sangat menganjurkan agar hidup penuh dengan kedamaian, oleh karena
itu Islam memberi ketentuan yang jelas sekiranya terjadi pertentangan
antara individu, masyarakat atau dunia secara keseluruhan. Dalam menghadapi
pertentangan Islam memberi alternatif yang tepat dan berkesan, ialah dengan
cara berdamai, firman Allah di dalam al Qur’an surat Al Anfal ayat 61
Artinya: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” Q.S. : (Al Anfal [8]: 61)
Atas dasar
firman Allah di atas jelaslah bahwa perdamaian adalah cara yang baik dan
diajarkan Islam.Islam adalah agama cinta damai. Oleh karena itu pandangan yang
menyatakan Islam adalah agama yang suka perang dan umatnya sebagai teroris
adalah pandangan yang tidak mendasar.
Nabi pada
saat haji Wada’ berwasiat dua hal yaitu agar umat Islam memberi makan orang
miskin, ini menunjukkan bahwa Nabi mengajarkan bahwa tugas utama umat Islam
adalah menciptakan kesejahteraan, sehingga kenutuhan lahiriah seperti pakaian,
rumah dan makanan akan terpenuhi. Kedua Nabi berpesan agar umat Islam menebar
salam perdamaian. Ini bertujuan agar umat Islam senantiasa menebarkan
perdamaian di muka bumi.
Dapat
dikatakan bahwa akhlak Islam adalah perdamaian. Untuk itu Nabi mengajarkan kepada
kita untuk
menghidupkan persaudaraan atau silaturrahmi. Oleh karena itu umat Islam
hakekatnya adalah umat yang dapat menjalin persaudaraan, ia harus pandai bergaul,
mencari kawan dan berkomunikasi dengan semua orang. Sebab dalam pandangan Islam
semua manusia itu sama.
Untuk
memperbanyak persahabatan dan menjalin persaudaraan maka Nabi mengajarkan
beberapa sifat antara lain:
1.
Saling menghormati
Sikap menghormati
sangat penting dalam menjalin persaudaraan, sebab akan melahirkan penghormatan
pula. Dikisahkan pada suatu hari Nabi Muhammad saw mengadakan majelis, majelis
tersebut ramai didatangi sahabat, tiba-tiba ada salah seorang sahabat nabi
terlambat datang, sahabat tersebut tidak mendapat tempat duduk, karena semua
tempat telah terisi, melihat keadaan tersebut Nabi menyerahkan sorbannya kepada
sahabat yang terlambat datang untuk dijadikan alas duduk.
2.
Bersedia memberi bantuan
Jika ingin
menjalin persaudaraan, maka kita harus bersedia memberi bantuan, orang yang
bersedia memberi bantuan maka akan dijadikan sebagai sahabat bagi orang yang
mendapat bantuan.Adapun bantuan itu tergantung keperluannya, dapat berupa
tenaga, pikiran maupun harta benda. Nabi bersabda, “ Orang yang dermawan (bersedia
menolong orang lain) itu akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia,
sedangkan orang yang bakhil, ia akan jauh dengan Allah dan dekat dengan
neraka.”
3.
Menebarkan kasih sayang.
Islam yang
disebarkan nabi Muhammad saw adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh
alam. Oleh karena itu Nabi mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk
bersikap lemah lembut dan mengasih semua makhluk, bahkan Nabi bersikap lemah
lembut terhadap orang-orang yang menyakitinya.
Sifat kasih
sayang dapat memberikan dampak yang luar biasa, kasih sayang dapat menggetarkan
hati yang keras, meruntuhkan keangkuhan dan kesombongan.
Nabi
berhasil menundukkan orang kafir Quraisy bukan dengan harta, kekuatan atau
kekerasan, namun Nabi berhasil mengubah keyakinan dan perilaku jahiliyah mereka
dengan rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang itulah yang senantiasa beliau
tunjukkan terhadap keluarga, sahabat, umat dan musuh-musuhnya.
Dengan
demikian maka jelaslah bahwa Nabi Muhammad saw merupakan sumber rahmat
kepada kehidupan seluruh umat manusia untuk menuju pada terwujudnya keadaan
cinta damai di permukaan bumi ini. Sebagai umat Nabi Muhammad hendaknya kita
menyadari bahwaNabi adalah pembawa ajaran yang penuh nuansa perdamaian. Dengan bekal
kedamaian maka akan terbentuk umat Islam yang maju dan sejahtera.
Tujuan
Terlaksananya dan tersebarnya ajaran Islam melalui kegiatan – kegiatan sosial, pendidikan, dakwah dan pemberdayaan umat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lahir batin umat Islam Indonesia umumnya, dan keluarga Alawiyin khususnya.
Tujuan
dakwah adalah menjadikan manusia muslim mampu mengamalkan ajaran Islam dalam
kehidupan bermasyarakat dan menyebarluaskan kepada masyarakat yang mula-mula
apatis terhadap Islam menjadi orang yang suka rela menerimanya sebagai petunjuk
aktivitas duniawi dan ukhrawi.
Kebahagiaan
ukhrawi merupakan tujuan final setiap muslim. Untuk mencapai maksud
tersebut diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan
penuh optimis melaksanakan dakwah.
penuh optimis melaksanakan dakwah.
Oleh karena
itu seorang da`i harus memahami tujuan dakwah, sehingga segala kegiatannya
benar-benar mengarah kepada tujuan seperti dikemukakan di atas. Seorang da`i
harus yakin akan keberhasilannya, jika ia tidak yakin dapat menyebabkan
terjadinya penyelewengan-penyelewengan di bidang dakwah.
Sejarah
perjuangan umat Islam dalam menegakkan panji-panji Islam pada dasarnya seluruh
golongan dalam Islam sepakat memperjuangkan dan merealisasikan nilai-nilai
ajaran Islam dalam kehidupan umat manusia. tetapi kenyataan menunjukkan hal
yang berlawanan. Berubah kepada pencapaian kekuasaan golongannya sendiri
sehingga menimbulkan persaingan dan pertentangan di antara golongan itu
sendiri. Dalam masalah bisnis terlihat adanya transaksi yang sering
menguntungkan di satu pihak sementara pada pihak lain dirugikan. Inilah akibat
yang ditimbulkan oleh orang yang tidak memahami hakikat perjuangan suci.
Disinilah
letaknya mengapa tujuan dakwah itu perlu diperjelas agar menjadi keyakinan yang
kokoh untuk menghindari terjadinya salah arah. Tujuan dakwah hakikatnya sama
dengan diutusnya nabi Muhammad saw. membawa ajaran Islam dengan tugas
menyebarluaskan dinul haq itu kepada seluruh umat manusia sesuai dengan
kehendak Allah swt.
Berikut akan
diuraikan tentang tujuan dakwah :
- Mengajak umat manusia (meliputi
orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar agar
dapat hidup sejahtera di dunia maupun di akhirat.
- Mengajak umat Islam untuk
selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah swt.
- Mendidik dan mengajar anak-anak
agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
- Menyelesaikan dan memecahkan
persoalan-persoalan yang gawat yang meminta segera penyelesaian dan
pemecahan.
- Menyelesaikan dan memecahkan
persoalan-persoalan yang terjadi sewaktu-waktu dalam masyarakat.
Jadi inti
dari tujuan yang ingin dicapai dalam proses pelaksanaan dakwah adalah keridhaan
Allah swt. dimana obyek dakwah tidak hanya terbatas kepada umat Islam saja,
tetapi semua manusia bahkan untuk semua alam. Dari sudut manapun dakwah itu
diarahkan, maka intinya adalah amar ma`ruf nahyi munkar yang bertujuan
untuk merubah dari sesuatu yang negatif kepada yang positif, dari yang statis
kepada kedinamisan sebagai upaya merealisasikan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar