Masa
Kelahiran dan Masa Kecil
- · Kelahiran Nabi Muhammad Menurut Imam Shadiq as
Ketika orang-orang Quraisy menyaksikan peristiwa yang ada di langit mereka berkata, "Seakan-akan kiamat yang diberitakan oleh Yahudi dan Kristen telah terjadi."
Amr bin Umayah, seorang ahli astronomi hebat di masanya berkata, "Pandanglah langit! Pandangi bintang-bintang yang menjadi petunjuk kita. Bintang-bintang yang menunjukkan kapan musim dingin dan panas tiba. Lihatlah! Bila kalian melihat bintang-bintang itu pindah dari tempatnya, maka ketahuilah bahwa masa kehancuran seluruh makhluk telah tiba. Bila kalian menyaksikan bintang-bintang ini tetap pada tempatnya dan bintang-bintang lain dilempar ke sekitarnya, maka ketahuilah telah terjadi satu peristiwa baru."
Paginya semua menyaksikan betapa seluruh arca dan sesembahan mereka telah tumbang. Pintu gerbang istana Kisra retak dan 14 pilar penyangga setiap pintu gerbang runtuh. Air danau Saveh mengering dan api yang berada di kuil api Persia juga padam, padahal api itu telah menyala selama 1000 tahun. Pemimpin Rahib Zoroaster bermimpi melihat onta-onta yang kuar menyeret kuda-kuda Arab melewati sungai Dajlah hingga mencapai Iran. Kubah pintu gerbang istana Kisra terbelah dan sungai Dajlah yang sebelumnya kering telah diisi lagi oleh air.
Pada malam itu muncul cahaya dari Hijaz yang menerangi langit, kemudian meluas hingga mencapai langit bagian timur. Singgasana semua raja dan penguasa zalim hancur dan mereka tibat-tiba menjadi bisu. Mereka tidak dapat berbicara hingga malam tiba. Ilmu para tukang sihir musnah dan sihir mereka tidak berguna.
"... dan Quraisy perlahan-lahan naik dan memiliki tempat di tengah-tengah kabilah Arab. Kepada mereka disebut Alu Allah. Karena mereka tinggal di Mekah dan Baitulllah al-Haram sudah ada di sana..."
Aminah, ibu Nabi Muhammad Saw mengenai saat-saat kelahiran anaknya mengatakan, "Demi Allah! Ketika anakku lahir ke dunia ia meletakkan tangannya di bumi dan menengadahkan kepalanya ke langit. Kemudian ada cahaya yang muncul dari dirinya. Cahaya itu menerangi semua yang ada. Pada waktu itu aku mendengar ada seseorang di antara cahaya itu yang berkata, "Engkau telah melahirkan manusia terbaik... Namakan ia Muhammad..." (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)._________
Abdullah menikah dengan Aminah,beberapa saat setelah
perkawinan, Abdullah pun pergi dalam suatu usaha perdagangan ke Suria dengan
meninggalkan isteri yang dalam keadaan hamil. Aminah melahirkan beberapa bulan
kemudian. Selesai bersalin dikirimnya berita kepada Abd’l Muttalib di Ka’bah,
bahwa ia melahirkan seorang anak laki-laki. Alangkah gembiranya orang tua itu setelah
menerima berita. Sekaligus ia teringat kepada Abdullah anaknya. Gembira sekali
hatinya karena ternyata pengganti anaknya sudah ada. Cepat-cepat ia menemui
menantunya itu, diangkatnya bayi itu lalu dibawanya ke Ka’bah. Ia diberi nama
Muhammad. Nama ini tidak umum di kalangan orang Arab tapi cukup
dikenal.Mengenai tahun ketika Muhammad dilahirkan, beberapa ahli berlainan
pendapat. Sebagian besar mengatakan pada Tahun Gajah (570 Masehi). Ibn Abbas
mengatakan ia dilahirkan pada Tahun Gajah pada tanggal duabelas Rabiul Awal.
Ini adalah pendapat Ibn Ishaq dan yang lain.Yang kemudian diberi nama
MUHAMMAD,“Kuinginkan dia akan menjadi orang yang Terpuji,1 bagi Tuhan di langit
dan bagi makhlukNya di bumi,” jawab Abd’l Muttalib.
Masa Kecil Nabi SAW
Rosul tidak menyusu pada ibunya,melainkan disusukan
kepada orang lain,yaitu kepada Halimatussa’diyah selama dua tahun.Pada nabi
berusia tiga tahunan,ada yang melihat bahwa ada dua orang datang pada Nabi dan
membelah perutnya serta mengambil sesuatu dari dalamnya.
Ketika Nabi berusia 6 tahun, Aminah membawanya ke
Medinah untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara kakeknya dari pihak Keluarga
Najjar serta berziarah kemakam ayahnya.Tetapi ditengah perjalanan tepatnya di
Abwa’ Aminah mengalami sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Nabi kemudian di bawah asuhan kakeknya,
Abd’l-Muttalib. Tetapi orang tua itu juga meninggal tak lama kemudian, dalam
usia delapanpuluh tahun, sedang Muhammad waktu itu baru berumur delapan tahun.
Sekali lagi Muhammad dirundung kesedihan karena kematian kakeknya itu, seperti
yang sudah dialaminya ketika ibunya meninggal. Begitu sedihnya dia, sehingga
selalu ia menangis sambil mengantarkan keranda jenazah sampai ketempat peraduan
terakhir.Kemudian pengasuhan Muhammad di pegang oleh Abu Talib. Sekalipun dalam
kemiskinannya itu, tapi Abu Talib mempunyai perasaan paling halus dan terhormat
di kalangan Quraisy. Dan tidak pula mengherankan kalau Abd’l-Muttalib
menyerahkan asuhan Muhammad kemudian kepada Abu Talib. Abu Talib mencintai
kemenakannya itu sama seperti Abd’l-Muttalib juga. Karena kecintaannya itu ia
mendahulukan kemenakan daripada anak-anaknya sendiri. Budi pekerti Muhammad
yang luhur, cerdas, suka berbakti dan baik hati, itulah yang lebih menarik hati
pamannya.
Ketika usia Nabi baru duabelas tahun, ia turut dalam
rombongan kafilah dagang bersama Abu Talib ke negeri Syam. Diceritakan, bahwa
dalam perjalanan inilah ia bertemu dengan rahib Bahira, dan bahwa rahib itu
telah melihat tanda-tanda kenabian padanya sesuai dengan petunjuk cerita-cerita
Kristen. Rahib itu menasehatkan keluarganya supaya jangan terlampau dalam
memasuki daerah Syam, sebab dikuatirkan orang-orang Yahudi yang mengetahui
tanda-tanda itu akan berbuat jahat terhadap dia.Muhammad yang tinggal dengan
pamannya, menerima apa adanya. Ia melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan
oleh mereka yang seusia.
Perang Fijar
Perang fijar ini terjadi ketika Nabi berusia antara
limabelas tahun sampai duapuluh tahun.
Beberapa tahun sesudah kenabiannya Rasulullah menyebutkan
tentang Perang Fijar itu dengan berkata: “Aku mengikutinya bersama dengan
paman-pamanku, juga ikut melemparkan panah dalam perang itu; sebab aku tidak
suka kalau tidak juga aku ikut melaksanakan.” Yang menyebabkan dia lebih banyak
merenung dan berpikir, ialah pekerjaannya menggembalakan kambing sejak dalam
masa mudanya itu. Dia menggembalakan kambing keluarganya dan kambing penduduk
Mekah. Dengan rasa gembira ia menyebutkan saat-saat yang dialaminya pada waktu
menggembala itu .Pemikiran dan perenungan itulah yang membuat beliau jauh dari
segala perkara nafsu duniawi.
Kenikmatan yang dirasakan Muhammad sejak masa
pertumbuhannya yang mula-mula yang telah diperlihatkan dunia sejak masa mudanya
adalah kenangan yang selalu hidup dalam jiwanya, yang mengajak orang hidup
tidak hanya mementingkan dunia. Ini dimulai sejak kematian ayahnya ketika ia
masih dalam kandungan, kemudian kematian ibunya, kemudian kematian kakeknya.
Kenikmatan demikian ini tidak memerlukan harta kekayaan yang besar, tetapi
memerlukan suatu kekayaan jiwa yang kuat. sehingga orang dapat mengetahui:
bagaimana ia memelihara diri dan menyesuaikannya dengan kehidupan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar