Masa
Pra Kelahiran
Sebelum agama Islam masuk ke dalam Jazirah
Arab, masyarakat Arab saat itu sudah menganut agama-agama tradisional arab.
Agama-agama itu antara lain kepercayaan atas kekuasaan banyak Tuhan dan Alam
Magis (Politheisme-Animisme), agama Shabi’un dan Majusi, dan agama-agama yang
diklaim sebagai ajaran asli Ibrahim (Yahudi dan Nasrani).
Madinah, Tayma, Khaibar, Fadak, dan Wadi al-Qura diidentifikasi sebagai wilayah
pemukiman orang Yahudi saat itu. Hal ini berhubungan dengan eksodus
besar-besaran yang dilakukan bangsa Yahudi pada abad awal Masehi dari negeri
mereka akibat serangan ke Yerussalem yang dilakukan Kaisar Titus dan peristiwa
penumpasan pemberontakan Bar Kochba. Mereka eksodus dan kemudian menetap di
Arabia.
Berbeda dengan Yahudi, agama Kristen di
Jazirah Arab memiliki posisi yang kurang baik. Mereka tidak memiliki pemukiman
khusus seperti yang dimiliki oleh penganut agama Yahudi. Pengikut agam Kristen
berasal dari orang Badui yang tinggal di perbatasan Syria dan Yaman, khususnya
ketika negeri ini masih dikuasai oleh Abissinia yang menganut agama Kristen.
Sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, bangsa
Arab terdiri dari banyak suku. Seringkali terjadi penganiayaan yang dilakukan
seseorang dari satu suku terhadap orang dari suku yang lain. Dalam hal ini,
akan menjadi kewajiban suku yang anggotanya dianiaya untuk menuntut balas. Oleh
karena itu, sering terjadi peperangan antarsuku. Bahkan, peperangan ini
terkadang berlangsung hingga beberapa generasi setelahnya.Untuk memuliakan dan
menghormati Ka’bah, muncul larangan berperang ataupun melancarkan serangan pada
beberapa bulan dalam setahun, yaitu bulan Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram, dan
Rajab. Namun, bangsa Arab saat itu memperbolehkan peperangan dilaksanakan pada
bulan Muharram. Lalu sebagai gantinya, mereka menghentikan perang pada bulan
Safar. Tindakan ini dinamakan An Nasi (pengunduran).
Berdasarkan tempat hidupnya, bangsa Arab saat
itu dapat dibedakan menjadi penduduk padang pasir dan penduduk negeri. Penduduk
Arab padang pasir memiliki karakter pemberani. Karena pennghidupan di padang
pasir serba sulit, tidak seperti penghidupan di negeri-negeri, penduduk padang
pasir selalu menyerang penduduk negeri. Oleh karena itu, bangsa Arab padang
pasir dipandang sebagai orang yang biadab.
Padang pasir dan bangsa Arab yang mendiami wilayah itu menyebabkan daerah
Jazirah Arab bagian dalam tidak dikenali oleh kaum pendatang dan para penulis.
Keadaan padang pasir itu juga menyebabkan penduduknya terhindar dari penjajahan.
Kota Mekah merupakan tempat yang dipandang
suci oleh seluruh bangsa Arab. Kota Mekah sejak awal didirikan telah mengenal
sistem pemerintahan. Beberapa suku pernah memegang kekuasaan atas kota Mekah,
yaitu suku Amaliqah (sebelum Nabi Ismail dilahirkan), suku Jurhum, dan suku
Khuza’ah (440 M). Suku Khuza’ah yang mengambil kekuasaan Mekah dari suku Jurhum
mendirikan Darun Nadwah, yaitu tempat untuk bermusyawarah bagi penduduk Mekah
di bawah pengawasan Qushai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar